Tanpanational identity, maka bangsa tersebut akan terombang-ambing mengikuti ke mana angin membawa. Dalam ulang tahunnya yang ke-62, bangsa Indonesia dihadapkan pada pentingnya menghidupkan kembali identitas nasional secara nyata dan operatif.Identitas nasional kita terdiri dari empat elemen yang biasa disebut sebagai konsensus nasional.

Menurut pendapat Krsna Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara 2005. Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya. Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa. Kemajuan globalisasi terutama ditandai dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tentunya sangat berdampak bagi keberadaan aspek kehidupan khususnya dalam bidang pendidikan, baik itu berupa dampak positif atau negatif. Hal ini terlihat dengan adanya sekolah-sekolah yang membuka kelas bilingual, dengan diterapkannya bahasa asing seperti bahasa Inggris dan bahasa Mandarin sebagai mata pelajaran wajib. Selain itu sekolah-sekolah menengah hingga perguruan tinggi sudah banyak yang membuka kelas Internasional. Untuk Indonesia hal ini tidak lain dimaksudkan agar tenaga kerja Indonesia dapat bersaing di dunia internasional dan menjawab berbagai tantangan globalisasi. Dengan dimilikinya tenaga-tenaga kerja yang berkualitas, tentunya akan membawa dampak positif tersendiri bagi Indonesia. Indonesia mampu memperbaiki kualitas ekonomi, sehingga mampu masuk jajaran raksasa ekonomi dunia. Namun hal ini tentu sangat membutuhkan perpaduan antara kemampuan otak yang mumpuni dan keterampilan dasar yang tinggi. Salah satu kuncinya adalah dengan globalisasi pendidikan yang dipadukan dengan kekayaan budaya bangsa Indonesia khususnya dengan sumber daya manusianya. Beberapa dampak positif globalisasi dalam bidang pendidikan 1. Semakin mudahnya akses informasi. Tak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi telah mempermudah pekerjaan manusia, khususnya dalam hal akses informasi. Internet kini sudah menjadi kebutuhan tersendiri. Dengan internet, masyarakat dapat mengakses informasi dalam waktu yang sangat singkat. Informasi yang diakses tidak terbatas dalam negeri, melainkan dari seluruh dunia dapat diperoleh melalu internet. Bagi siswa tentu ini sangat memudahkan bagi mereka untuk memperoleh sumber belajar lain, disamping dari buku dan penjelasan guru. 2. Globalisasi dalam pendidikan akan menciptakan manusia yang profesional dan berstandar internasional dalam bidang pendidikan. Dalam hal ini yang dimaksud adalah pendidik. Apaila pendidikan dilakukan dilaksanakan secara berkualitas dan mengikuti perkembangan arus globalisasi maka akan menghasilkan lulusan yang siap kerja seuai dengan keahliannya, termasuk dihasilkannya tenaga pendidik yang pofesional dan berstandar internasional. Hal ini tentunya akan membawa perkembangan positif bagi peserta didik yang diajarnya kelak, yaitu dihasilkannya lulusan yang berkualitas. 3. Globalisasi akan membawa dunia pendidikan Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara lain. Globalisasi pendidikanterjadi secara mengglobal atau mendunia, segala perubahan-perubahan aspek pendidikan terjadi di berbagai negara termasuk Indonesia. Apabila perkembangan globalisasi dapat diikuti dan disesuaikan dengan tepat, maka akan membuat kualitas pendidikan Indonesia memiliki standar yang sama atau lebih bagus dari negara-negara lain. Sehingga pendidikan di Indonesia dapat disejajarkan atau mampu bersaing dengan negara-negara lain. 4. Globalisasi akan menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dan mampu bersaing. Seperti yang telah dijelaskan diatas, apabila pendidikan dilaksanakan secara berkualitas dan mengikuti kebutuhan dan perkembangan globalisasi, maka akan menciptakan tenaga kerja yang terampil dan siap bersaing di dunia Internasional. 5. Adanya perubahan struktur dan sistem pendidikan yang meningkatkan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Demi terselenggarakannya pendidikan yang lebih bermutu dan berkualitas, tidak mungkin mempertahankan struktur dan metode pendidikan yang sudah ada. Semua harus menyesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan saat ini. Misalnya dengan memanfaatkan teknologi berupa media pembelajaran berbasis komputer, internet atau sejenisnya. Selain itu diperlukan juga evaluasi terhadap kurikulum yang sudah ada sehingga dapat dilakukan pembenahan pada rancangan kurikulum selanjutnya. Pemanfaatan teknologi baru, seperti komputer dan internet, telah membawa perubahan yang luar biasa dalam dunia pendidikan dan sudah menjadi pemandangan biasa dalam praktik pembelajaran di sekolah di Indonesia. Selain itu akibat kemajuan teknologi, pola pengajaran pada dunia pendidikan pun juga turut berubah. Apabila dulu, guru hanya menulis dengan sebatang kapur untuk menulis, menggambar sederhana serta menggunakan media-media elajar sederhana, kini dengan komputer, tulisan, gambar, suara, film dan lain-lain dapat digabungkan menjadi suatu proses komunikasi materi belajar. Globalisasi adalah sesuatu yang telah terjadi saat ini. Oleh karena itu, kita tidak mungkin menolak atau lari dari globalisasi tersebut. Apabila dikaji lebih mendalam, sebenarnya banyak nilai yang positif dalam globalisasi tersebut dan harus diaplikasikan. Misalnya, kehadiran perusahaan Jepang di Indonesia ternyata membawa nilai-nilai baik dari rakyat Jepang. Hal tersebut dikenal dengan budaya Kaizen. Budaya Kaizen memandang bahwa cara hidup kita, baik dalam bekerja, kehidupan sosial, dan kehidupan rumah tangga perlu disempurnakan setiap saat. Hal ini mengandung arti bahwa kita harus selalu menyempurnakan hidup dan kehidupan kita. Gerakan Kaizen yang diterapkan masyarakat Jepang dikenal dengan gerakan 5-S, yaitu Seiri, artinya membereskan; Seiton, artinya menata; Seiso, artinya membersihkan; Seiketsu, artinya membiasakan; Shitsuke, artinya disiplin. Ajaran “Kaizen” menyebabkan Jepang dapat menjadi bangsa yang unggul di dunia. Ajaran tersebut dapat diterapkan menjadi sesuatu yang positif jika dilaksanakan oleh masyarakat Indonesia. Keunggulan yang dimiliki oleh bangsa Barat dan pengaruh negatif yang ditimbulkan globalisasi tidak perlu kita sikapi dengan perilaku yang berlebihan. Justru, nilai positif dari globalisasi, seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, manajemen, pendidikan, cara kerja, pola pikir, dan tanggung jawab perlu kita serap dalam kehidupan sehari-hari. Nilai positif globalisasi ini dapat kita serap dan kita jadikan sebagai instrumen dalam memacu keunggulan bangsa. Nilai-nilai budaya bangsa yang harus tetap dipertahankan dalam era globalisasi, di antaranya beriman dan bertakwa, keseimbangan rasionalisme dan spirit ualisme, nilai kesucian per kawinan dan keluarga, tradisi, moral, serta energi keagaman yang penuh rahmat perlu dilaksanakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Setelah nilai-nilai tersebut dilaksanakan, maka kita sinergikan dengan nilai globalisasi, seperti penghematan, iptek, pemerintahan yang bersih dan berwibawa, demokrasi, tepat waktu, pelayanan yang lebih baik, meng hilangkan nilai feodal, dan rasional. Setelah nilai globalisasi terintegrasi menyatu dengan nilai dasar budaya bangsa maka kita sebagai bangsa yang berdaulat berkewajiban menumbuhkan rasa kebanggaan sebagai bangsa, yakni dengan cara mendidik anak bangsa agar menjadi manusia Indonesia yang dilandasi oleh nilainilai budaya bangsa dan memiliki kemampuan untuk ber kompetisi dalam dunia global. Sikap positif lain yang perlu dikembangkan untuk bisa berperan di era globalisasi adalah sebagai berikut Berkompetisi dalam kemajuan iptek; Meningkatkan motif berprestasi; Meningkatkan kualitas/mutu; Selalu berorientasi ke masa depan. Pancasila merupakan penyaring terhadap pengaruh globalisasi. Kita sebagai warga negara Indonesia harus memiliki sikap dan usaha untuk menghadapi pengaruh dari proses globalisasi, di antaranya sebagai berikut. Selalu berusaha untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai penyaring terhadap pengaruh globalisasi yang bersifat negatif. Selalu meningkatkan penghayatan dan pengamalan kita terhadap Pancasila untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Selalu meningkatkan ilmu pengetahuan kita agar dapat menilai mana yang dianggap baik dan benar terhadap pengaruh globa lisasi. Selalu meningkatkan pendidikan dan keterampilan kita agar dapat menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu bersaing dengan bangsa lain. Selalu meningkatkan penguasaan kita terhadap teknologi modern di segala bidang sehingga tidak tertinggal dan bergantung pada bangsa lain. Selalu mempertahankan dan melestarikan budaya lokal tradisional agar tidak digantikan oleh budaya bangsa asing. Selalu meningkatkan kualitas produk hasil produksi dalam negeri sehingga dapat igunakan dan selalu dicintai oleh masyarakat dalam negeri. Selain itu, produk hasil produksi dapat bersaing dan dapat merebut pasar lokal serta internasional. Selalu menumbuhkan sikap terbuka dan tanggap terhadap pembaruan sehingga mampu menilai pengaruh yang dinilai baik bagi pembangunan. Jadi sifat-sifat positif manusia modern sangat penting dikembang kan dalam era globalisasi. Seperti halnya arus sungai, globalisasi bagaikan air bah yang menerjang deras pada setiap sendi dan aspek kehidupan kita, bangsa Indonesia. Menolak atau bahkan menghindar dari globalisasi bukanlah sikap tepat dan bijaksana. Tetapi untuk ikut terseret pada arusnya juga merupakan sikap konyol yang tidak perlu kita lakukan. Lantas bagaimana kita harus menyikapi globalisasi yang melanda kehidupan bangsa kita, sementara tidak ada lembaga maupun individu yang mampu mencegahnya ? Sikap yang tepat dan bijaksana adalah kita ikut ambil bagian dan bermain peran di dalamnya. Dengan demikian kita bisa memberikan sumbangsih pemikiran kita maupun arahan kepada generasi muda agar tetap selektif terhadap pengaruh globalisasi. Globalisasi membawa dampak positif dan negatif. Kita harus pandai memilah dan memilih hal mana yang patut kita contoh dan kembangkan serta hal mana yang harus kita tolak dan kita buang. Tidak semua budaya barat buruk untuk ditiru, misalnya menghargai ketepatan waktu merupakan budaya barat yang bisa kita contoh dan kita kembangkan demi kemajuan bangsa dan negara. Namun demikian, budaya barat tidak semuanya baik untuk dicontoh. Pergaulan bebas merupakan hal tabu dan sangat bertentangan dengan kepribadian bangsa kita, sehingga hal itu harus kita tolak dan kita buang. Kita tidak perlu khawatir terhadap arus globalisasi yang tidak mungkin untuk kita bendung. Yang penting kita bisa selektif, tetap berpegang pada iman dan taqwa. Dan sebagai bangsa Indonesia kita tetap berdasarkan pada Pancasila.

Namun globalisasi tersebut akan menimbulkan dampak - dampak pengiring akibat perkembangan-perkembangan dari proses globalisasi baik secara positif maupun negatif. Untuk menghadapi dampak globalisasi diperlukan nilai-nilai Pancasila yang luhur agar bangsa kita tidak kehilangan kepribadian atau jati diri sebagai bangsa Indonesia.
Dampak Negatif Globalisasi. Selain dari sebuah peluang, globalisasi juga ternyata bisa mejadi ancaman. Contohnya, perkembangan teknologi informasi melalui peralatan canggih telah menjadikan informasi antarbangsa dapat di akses tanpa pengawasan negara. Hal ini tentunya menjadikan suatu bangsa tidak menolak nilai-nilai budaya yang masuk ke negaranya. Nilai budaya yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa bisa mengubah [ola pikir dan tingkah laku masyarakat yang tentunya dapat mengakibatkan bahaya tersendiri bagi suatu negara. Bahaya yang terjadipun bisa terjadi tanpa peperangan sebab cukup dengan menyebarkan informasi tentang tentang nilai-nilai negatif melalui jaringan komunikasi maka suatu bangsa akan dapat hancur. Selain daripada hal tersebut diatas, juga terjadi pergeseran dalam hal cara pemilihan barang. Produsen luar negeri lebih banyak menawarkan produknya dengan harga yang lebih murah sehingga otomatis melemahkan kemampuan daya saing produk lokal. Dan hal tersebut senada dengan mentalitas masyarakat Indonesia yang konsumtif dan memiliki sifat bangga jika menggunakan atau mengkonsumsi produk dengan label luar negeri. Akibatnya, perusahaan nasional dan pengusaha lokal dapat mengalami kebangkrutan. Dampak Negatif Globalisasi Berikut ini adalah beberapa dampak negatif lain dari globalisasi yang diantaranya adalah sebagai berikut c. Kesenjangan Sosial Ekonomi, e. Pencemaran Lingkungan, g. Individualisme yang Semakin Tinggi. A. Dampak Westernisasi. Westernisasi adalah suatu perubahan seseorang yang mulai kehilangan nasionalisme dengan meniru atau melakukan aktifitas kebarat-baratan yang dilakukan dengan cara meniru gaya hidup bangsa Amerika atau Eropa. Mengapa demikian? sebab bangsa Amerika atau Eropa di anggap lebih modern sehingga muncul anggapan bahwa menirukan gaya mereka akan disebut modern. Padahal, jika kita cermati, gaya hidup dan perilaku bangsa barat belum tentu sesuai dengan budaya kita. Gaya hidup yang bermewah-mewahan, gaya rambut yang di pirang, pergi ke club malam, Dugem adalah salah satu contoh dari salah satu bentuk westernisasi. Westernisasi dapat terjadi sebab masyarakat sering menyalahartikan antara westerniasi dan modernisasi padahal antara westernisasi, modernisasi dan globalisasi itu merupakan hal yang berbeda. Gobalisasi sebagai media penyebaran berbagia hal di dunia tidak hanya penyebaran hal-hal yang berasal dari barat, tetapi juga penyebaran unsur-unsur lain yang bersifat universal. 1. Penyebab Westerniasi. Kurangnya penguasaan dan berkembangnya iptek. Masyarakat yang bersifat konsumtif terhadap barang-barang luar negeri. Maraknya budaya barat dan akulturasi pencampuran budaya. Kurangnya kesadaran masyarakat memilah budaya baik atau buruk. Munculkan keinginan untuk mencari kebebasan, seperti negara-negara barat. Meniru gaya berbusana, gaya rambut, juga gaya hidup kebarat-baratan. 2. Dampak Positif Westernisasi. Dapat menguasai iptek. Terjadi akulturasi pencampuran budaya sehingga tidak mengalami kebosanan budaya sebab masyarakat selalu menginginkan hal-hal baru. Penggunaan bahasa lain dalam komunikasi meningkatkan wawasan dan pengetahuan. Munculnya ide-ide baru yang dapat membantu kemajuan iptek. 3. Werternisasi. Lunturnya jiwa nasionalis dan jati diri bangsa. Melunturkan sifat semangat cinta akan bangsa dan budaya sendiri. Gaya hidup yang bersifat konsumtif. Mencari segala sesuatu yang instan. Budaya barat yang dikenal dengan konsep liberalisme, mengakibatan munculnya pornografi, pergaulan bebas, dan sebagainya. B. Dampak Demoralisasi. Dekadensi moral atau demoralisasi adalah menurunnya aau merosotnya akhlak atau moral seseorang yang contohnya, Seperti munculnya perilaku yang bertentangan dengan nilai dan norma didalam masyarakat antara lain pembunuhan, pencurian, korupsi, dan juga pergaulan bebas yang tentunya berdampak pada meningkatnya angka kriminalitas didalam masyarakat. C. Dampak Kesenjangan Sosial Ekonomi. Kesenjangan sosial ekonomi adalah perbedaan yang menonjol antara satu kelompok dengan kelompok yang lainnya dalam bidang sosial dan ekonomi. Kesenjangan sosial ekonomi dapat terjadi karena pembangunan dan modernisasi tidak dilaksanakan secara merata dan berimbang. Ketidak merataan pembangunan menyebabkan hasil pembangunan yang di terima masyarakat belum merata. Hasil-hasil yang dicapai dalam pembangunan dan globalisasi hanya dinikmati oleh sebagian masyarakat saja. Ketidak merataan dan ketidak seimbangan hasil pembangunan pada akhirnya bisa membahayakan kehidupan sosial diantaranya yaitu terjadinya kecemburuan sosial. Contoh dari dampak kesenjangan sosial ekonomi tersebut adalah semakin meningkatnya angka kriminalitas, kemiskinan yang semakin menyebar, dan kualitas kesehatan yang semakin menurun. Menomorsatukan pendidikan, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan sistem keadilan di Indonesia serta melakukan pengawasan terhadap mafia hukum adalah beberapa di antara upaya yang dapat diterapkan untuk menanggulangi kesenjangan sosial ekonomi tersebut. D. Dampak Kriminalitas. Kriminalitas adalah dampak lanjutan dari segala bentuk masalah sosial yang muncul di dalam masyarakat. Lalu apakah yang menyebabkan terjadinya kriminaslitas, berikut ulasannya a. pertentangan dan persaingan. b. perbedaan ideologi politik. c. kepadatan dan komposisi penduduk. d. perbedaan kekayaan dan pendapatan, serta e. mentalitas yang labil. Banyaknya kriminalitas yang terjadi mengakibatkan dampak yang tidak sedikit yang diantaranya adalah sebagai berikut a. merugikan pihak lain baik materil ataupun immateril. b. merugikan masyarakat secara keseluruhan. d. mengganggu stabilitas keamanan dalam masyarakat. Kriminalitas yang terjadi, mengharuskan berbagai pihak berfikir untuk mencari cara pemecahan yang efektif di antaranya adalah a. menegakkan sanksi hukum yang tegas dan tanpa pandang bulu. b. mengaktifkan peran orang tua dan lembaga pendidikan dalam mendidik anak. c. selektif terhadap budaya asing yang masuk agar tidak merusak nilai budaya bangsa, dan d. menjaga kelestarian dan kelangsungan nilai dan norma dalam masyarakat. E. Dampak Pencemaran Lingkungan. Pencemaran merupakan perbuatan mencemari atau membuat lingkungan mencadi tercemar. Masuknya perusahaan asing sebagai bagian dan proses dari globalisasi telah membawa perubahan pula dalam lingkingan alam. Kemudahan telah kita nikmati sebagai dampak dari globalisasi, namun demikian, kegiaan globalisasi yang tidak dibarengi dengan analisis masalah dan dampak lingkungan amdal sering menyebabkan malapetaka, yakni berupa pencemaran terhadap lingkungan yang di akibatkan oleh penggunaan teknologi, alat mesin yang digunakan oleh pabrik atau industri. Pencemaran dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yakni pencemaran tanah, air, udara, suara yang ditandai dengan berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingungan tidak dapat berfungsi lagi sebagai mana peruntukannya. Pencemaran lingkungan, baik itu lingkungan udara, air, tanah dan suara, akan berdampak pada kesehatan tubuh manusia maupun mahluk lainnya. Adapun usaha yang dilakukan untuk menajaga kelestarian lingkungan yakni berupa penanggulangan administratif, edukatif dan juga teknologis. F. Dampak Kenakalan Remaja. Vandalisme atau tawuran merupakan gejala kenakalan remaja yang banyak ditemukan di lingkungan sekitar yang mencerminkan bahwa nilai budaya bangsa semakin memudar oleh kalangan remaja. Kenakalan remaja juga disebut dengan Juvenille deliquency. Kartini Kartono 1992 menjelaskan bahwa kenakalan remaja adalah gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh suatu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan sifat atau perilaku yang menyimpang. Kenakalan remaja juga dapat diartikan sebagai perbuatan anak remaja usia belasan tahun yang berlawanan dengan ketertiban umum nilai-nilai norma yang diakui masyarakat yang ditujukan oleh orang, binatang, dan atau barang-barang yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian pada pihak lain. Salah satu faktor penyebab kenakalan remaja adalah demonstration effect, yaitu pola hidup yang tidak memperlihatkan penampilan yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya demi diperolehnya gengsi atau prastise. Dalam hal ini, para remaja berusaha menampilkan sifat dan pola hidup seolah-olah kaya, maju, modrn, dan sebagainya mau di kata yang banyak mereka peroleh dari media massa, sehingga remaja mempunyai kecenderungan untuk konsumtif, atau agar di anggap up to date. Berikut adalah contoh dari bentuk-bentuk kenakalan remaja yang terdiri dari bentuk kenakalannya, gejalanya dan faktor penyebab kenakalan remaja yang diantaranya adalah sebagai berikut Artikel terkait lainnya Dampak Positif Globalisasi a. Bentuk - bentuk kenakalan remaja. kenakalan yang menimbulkan korban fisik seperti perkelahian, perampokan dan pembunuhan, kenakalan remaja yang menimbulkan korban materi seperti perusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan, kenakalan yang merugikan diri sendiri seperti penyalahgunaan markoba, kenakalan yang melawan status sebagai pelajar seperti bolos sekolah, membantah orang tua dan meninggalkan rumah, kenakalan nonkriminal adalah kenakalan yang cenderung tertaring pada kesenangan yang sifatnya menyendiri, apatis terhadap kegiaan masyarakat aau sekolah, melamun, mudah tersinggung, dan sebagainya, perasaannya sangat peka dan mudah terluka, cepat tersinggung, dan membesar-besarkan kekuranan sendiri. b. Gejala dari bentuk kenakalan remaja tersebut adalah ngebut di jalan, mebentuk kelompok dengan aturan-aturan yang tidak etis seperti kelompok pergaulan bebas, membentuk kelompok yang cenderung membawa kearah yang destruktif seperti tawuran dan pemerasan, pengedaran gambar atau VCD porno dikalangan anak remaja, memakai, mengedar, dan memasuki jaringan pemakaian narkoba dan obat-obatan terlarang, tindakan indesipliner di sekolah, di rumah, di tempat umum, misalnya tidak masuk sekolah, membolos, tawuran, tidak patuh pada orang tua, dan guru, mencorat coret dan merusak faslitas umum, melakukan sifat penyimpangan seksual seperti pemerkosaan, pencabulan, kumpul kebo, dan sebagainya, melakukan tidandakan kriminal seperti, mencuri, merampok, membunuh, dan sebagainya. c. Faktor penyebab kenakalan remaja, dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor eksternal dan internal yang ulasannya adalah sebagai berikut a. Faktor eksternal / faktor penyebab dari luar Kondisi lingkungan keluarga seperti orang tua yagn terlalu sibuk dengan karir dan pekerjaannya dan akhirnya menjadi kurang memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anaknya, kurangnya proses dialogis dan komunikasi efektif antara orang tua dan anak. Kontak sosial dari lembaga masyarakat kurang baik seperti kurangnya pengawasan lembaga sosial masyarakat terhadap perilaku anak muda sekarang seperti melakukan toleransi terhadap perilaku mabuk- mabukan yang di anggap wajar, tindakan perkelahian di anggap biasa saja yang mencerminkan sikap kurang tegas atau pembiaran. Kondisi geografis atau kondisi alam fisik seperti kondisi geografis yang tidak subur, kering, tandus, juga menjadi penyebab sesorang remaja melakukan tindakan menyimpang, terlebih pada indiviu yang bermental negatif, seperti melkukan pencurian, mengganggu keamanan, dan melakukan perusakan. Faktor kesenjangan ekonomi dan disintegrasi politik seperti terjadinya kecemburan sosial akibat dari kesenjangan yang nyata antara orang kaya dan orang miskin yang akhirnya menyebabkan aksi pencurian, perusakan, dan juga perampokan. Disintegrasi politik seperti perang, konflik antarparpol, dan sebagainya dapat memengaruhi remaja yang kemudian dapat menimbulkan tindakan penyimpangan. b. Faktor internal dari dalam diri remaja Krisis Identitas yakni perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi yaitu 1. terbentuknya perasaan akan konsisten dalam kehidupannya. 2. tercapainya identitas peran yang dimana kenakalan tersebut dapat terjadi ketika ramaja tersebut gagal mendapatkan peran yagn kedua. Faktor kepribadian yakni kepribadian yang tidak dibentuk dengan baik dapat mengarahkan remaja untuk melakukan kenakalan remaja yang menyimpang dari nilai norma yang berlaku. Faktor status dan perannya dalam masyarakat, tindakan menyimpang terhadap hukum yang perah dilakukan anak mendorong kembali anak tersebut untuk melakukan penyimpangan. Seorang anak yang pernah melakukan penyimpngan hukum sering kali di masyarakat disebut dengan 'eks atua mantan eks' dimana istilah tersebut sulit diterima oleh sang anak sehingga dapat menjaid pemicu kembalinya anak tersebut untuk berbuat tindakan yang menyimpang. c. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan antara lain adalah menguatkan sikap mental remaja agar mampu menyelesaikan persoalan yang di hadapinya, membarikan pendidikan tdak hanya dalam penambahan pengetahuan dan keterampilan namun juga pendidikan metal, pribadi, agama dan budi pekerti, menyediakan sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi perkembangan pribadi yang wajar, menyelenggarak kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan mengemukakan pendangan dan pendapat para remaja dan memberikan pengarahan yang positif, mendirikan tempat latihan untuk menyalurkan kreativitas para remaja delikuensi dan nondelikuen. G. Dampak Individualisme yang Semakin Tinggi. Individualis bisa disebut dengan perilaku yang mementingkan diri sendiri dan tidak mau tahu urusan atau kepentingan orang lain. Hal ini terjadi sebab sosialisasi yang dilakukan berdasarkan atas kepentingan semata beberapa contoh sikap individualisme yang berkembang hingga ke panduduk desa pada masa ini ialah menggunakan hanephone tanpa memperhatikan lingkungan di sekitarnya sebagai betuk dampak dari perkembangan teknologi, ketidak pedulian sosial terhadap sesama yang membutuhkan, seperti kaum miskin yang ada di sekitarnya. Demikian ulasan tentang Dampak Negatif Globalisasi diatas semoga bermanfaat dan terimakasih. Sumber Kemendikbud-RI_Jakarta,2018 Penulis Iwan Setiawan, dkk Penelaah Baha Uddin, dkk Pereview Mulyana
E Dari yang berpandangan negatif, menganggap bahwa globalisasi tidak banyak manfaatnya atau bahkan merugikan. Investasi dalam bentuk penanaman modal asing akan menguras sumber daya yang dimiliki oleh suatu bangsa dengan manfaat paling besar justru tidak dinikmati oleh bangsa tersebut. 10 Globalisasi merupakan suatu proses yang sulit dibendung oleh suatu bangsa, karena bangsa yang menolak globalisasi berarti bangsa tersebut akan tertinggal dan terbelakang. Sementara itu, komunitas lokal merupakan suatu unit kesatuan sosial yang terorganisasi dalam kelompok-kelompok kepentingan bersama communities of common interest, baik yang bersifat fungsional maupun yang memiliki teritorial. Dalam batas-batas tertentu, istilah komunitas menunjuk pada warga sebuah dusun, desa, kota, suku, ataupun bangsa. Globalisasi dapat berpengaruh atau berdampak terhadap komunitas lokal, di antaranya dapat dilihat dari penggunaan teknologi komunikasi dan informasi, kemudahan dalam bermobilitas dengan adanya alat transportasi modern, gaya hidup yang semakin materialistis, serta perubahan pada tradisi atau adat kebiasaan lokal. sulitnya kelompok lokal memiliki posisi tawar karena adanya dominasi kapitalisme. Berdasarkan uraian diatas, maka jawaban yang tepat adalah A. Jikabangsa itu menolak kebenaran Tuhan, maka bangsa itu pasti akan tersesat. Jika bangsa itu salah memilih pemimpinnya, maka bangsa itu pasti akan tersesat. Jika bangsa itu dipimpin oleh pemimpin yang tak tahu jalan kemana bangsa ini akan dibawa, maka bangsa itu pasti akan tersesat. Jika orang-orang baik berdiam diri tak peduli nasib bangsanya
[ 8/10/2015] Tidak lama lagi kita akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA. Namun hingga saat ini, perspektif masyarakat Indonesia dalam menghadapi MEA ini belum sama. Ada yang menghadapi positif, ada pula yang negatif. Perbedaan perspektif ini terjadi baik di tataran pemerintahan maupun masyarakat. Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad, Dr. Arry Bainus, MA., saat mengisi kuliah umum bertema “Peluang dan Tantangan Indonesia Menghadapi Komunitas ASEAN 2015” di Aula FISIP Universitas Halu Oleo Kendari, Rabu 7/10 kemarin. Foto oleh Purnomo Sidik* “MEA di Indonesia perspektifnya belum sama, karena ada yang pro ada yang kontra. Ada yang melihatnya pesimis dan ada yang melihatnya optimis,” tutur Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad yang juga merupakan dosen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP Unpad, Dr. Arry Bainus, MA., saat memberikan kuliah umum di hadapan mahasiswa Hubungan Internasional FISIP Universitas Halu Oleo UHO, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu 7/10 kemarin. Kuliah umum bertema “Peluang dan Tantangan Indonesia Menghadapi Komunitas ASEAN 2015” ini diselenggarakan di Aula FISIP UHO. Orang-orang yang optimis melihat bahwa MEA ini menjanjikan dan memiliki potensi luar biasa terhadap perkembangan sumber daya manusia dan produk hasil karya Indonesia. Saat ini, sudah semakin banyak orang yang sadar mengenai pentingnya tenaga kerja profesional dan perlunya kepakaran. Misalnya, semakin dihargainya tenaga perawat dari Indonesia. Sementara orang yang melihat dari sisi negatif, melihat bahwa MEA ini akan menjadikan Indonesia sebagai pasar yang besar, karena kita memiliki potensi wilayah dan penduduk yang besar. Akan semakin banyak produk luar negeri dan tenaga profesional luar negeri yang masuk ke Indonesia, dan dikhawatirkan akan mematikan potensi SDM dalam negeri karena tidak mampu bersaing. Kepada para mahasiswa UHO Kendari ini, Dr. Arry pun menyarankan ada yang meneliti secara khusus mengenai kesiapan pemerintah dan masyarakat Kendari dalam menghadapi MEA. Bagaimana pun perspektif masyarakat mengenai MEA, kita tetap tidak bisa menghindari dan harus siap menghadapi MEA di penghujung Desember 2015 ini. Hal yang sama pun terjadi ketika kita menghadapi globalisasi. Menurut Dr. Arry, tidak ada satu negara pun yang dapat menghindari globalisasi, bahkan untuk negara tertutup sekalipun. Korea Utara misalnya, meski merupakan negara tertutup, tapi negara ini tetap membutuhkan barang dan tenaga ahli dari luar negerinya. “Globalisasi itu jangan dimaknai sebagai sesuatu hal yang dianggap westernisasi. Globalisasi itu kita harus sepakati bahwa itu adalah suatu proses dimana dunia ini menjadi satu, karena adanya mobilisasi manusia dan ide, dan teknologi,” ujar dr. Arry. Sebagai sesuatu yang tidak bisa dihindari, maka globalisasi harus disikapi secara bijak. Yakni, apabila ada nilai-nilai yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang kita anut, maka semestinya kita hindari. Apabila ada nilai-nilai baik untuk Indonesia, maka dapat kita terapkan. Hal ini pun pernah dilakukan oleh para pendiri bangsa ini dulu, diantaranya adalah ketika perumusan Pancasila. Dr. Arry menjelaskan bahwa Pancasila merupakan hasil pemikiran-pemikiran para founding father yang sudah membaca pemikiran-pemikiran dari luar. Bukan hanya menyikapi secara bijak, Indonesia bahkan harus bisa menyumbang pada globalisasi. Dr. Arry mencontohkan mie dari China yang kini sudah mengglobal, sementara tidak ada makanan dari Indonesia yang mengglobal. “Dengan cara seperti apa? Kita harus menjadi bangsa yang kreatif. Bisa bangsa yang mendobrak semua benteng-benteng yang seolah-olah kemajuan itu dari luar,” paparnya.* Laporan oleh Artanti Hendriyana / eh
KETREKAITANIDENTITAS NASIONAL DENGAN GLOBALISASI. Identitas nasional pada hakikatnya merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri-ciri khas. Dengan ciri-ciri khas tersebut, suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam hidup dan kehidupannya.
masyarakat maka hal tersebut akan menimbulkan benturan-benturan budaya yang kadang-kadang tidak terkendali sehingga menyebabkan keresahan dalam masyarakat dan dapat merusak tatanan kehidupan bangsa yang pada akhirnya akan menimbulkan kerawanankerawanan terhadap ketahanan nasional. 2.3 Upaya-upaya pencegahan terhadap dampak negatif Globalisasi

Apabilasuatu negara atau bangsa tidak mampu menghadapi dampak dinamika era globalisasi serta perkembangan lingkungan, maka besar kemungkinan negara tersebut akan hancur dan terlindas oleh arus globalisasi (perubahan global), sebab hanya ada dua kemungkinan yang akan dihadapi negara itu, yakni sebagai pemenang (the winners) atau sebagai

Dalammakalah ini diuraikan tentang Pengaruh Globalisasi terhadap nilai moral suatu bangsa, mencakup tentang Pengaruh Positif, dan cara Menanggulangi pengaruh Negatif Globalisasi. Penyusun menyadari, penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, serta masih banyak kekurangan. Penyusun mohon kritik dan saran dari rekan-rekan semua kearah

Dalamkata globalisasi tersebut mengandung suatu pengertian akan hilangnya satu situasi dimana berbagai pergerakan barang dan jasa antar negara diseluruh dunia dapat bergerak bebas dan terbuka dalam perdagangan. Dan dengan terbukanya satu negara terhadap negara lain, yang masuk bukan hanya barang dan jasa, tetapi juga teknologi, pola konsumsi l9SL.
  • 2a4p32170j.pages.dev/332
  • 2a4p32170j.pages.dev/441
  • 2a4p32170j.pages.dev/426
  • 2a4p32170j.pages.dev/527
  • 2a4p32170j.pages.dev/783
  • 2a4p32170j.pages.dev/241
  • 2a4p32170j.pages.dev/235
  • 2a4p32170j.pages.dev/887
  • 2a4p32170j.pages.dev/944
  • 2a4p32170j.pages.dev/515
  • 2a4p32170j.pages.dev/268
  • 2a4p32170j.pages.dev/368
  • 2a4p32170j.pages.dev/239
  • 2a4p32170j.pages.dev/802
  • 2a4p32170j.pages.dev/725
  • jika suatu bangsa menolak globalisasi maka bangsa tersebut akan